Oleh: ANDREA ARDI ANANDA, S.Hum
( Pustakawan Pertama Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kab. Lombok Timur )
( Pustakawan Pertama Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kab. Lombok Timur )
Image atau pandangan masyarakat memang
tidak salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Hal ini tentu tidak lepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin majunya zaman ditandai
dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi dan ilmu pengetahuan.
Dewasa ini dunia telah berevolusi ke dalam era informasi dan masyarakat yang
berjiwa modern yang dikenal sebagai masyarakat informasional. Masyarakat kita
telah bergeser dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi. Dalam
masyarakat industri, pemasukan kapital merupakan yang terpenting sedangkan
dalam masyarakat informasi, hal yang paling penting adalah informasi. Hal
semacam ini adalah fenomena yang terjadi dewasa ini, yaitu sudah mendunianya
dan berlangsung dengan sangat pesatnya perkembangan dan berbagai terobosan di
bidang Teknologi Informasi (TI).
Banyak
individu, organisasi, kelompok bahkan orang penting seperti manajer yang sangat
membutuhkan akan adanya informasi yang cepat, tepat dan tentunya ter”up date”.
Efeknya bisa menimbulkan turbulensi informasi di mana informasi tersebut
menjadi berlebihan atau overload, sehingga
jika tidak dimanfaatkan bisa menjadi mubazir. Nah, disinilah merupakan
tantangan bagi perpustakaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Apalagi menghadapi perkembangan zaman menuju globalisasi dan
modernisasi di semua sisi kehidupan yang menuntut kita bertindak cepat dan
cekatan, jika tidak ingin kita ketinggalan informasi yang menyebabkan
kemunduran dan kehilangan peluang untuk maju, berkembang dan dinamis. Dalam
mengantisipasi perubahan zaman, perpustakaan harus mampu mengembangkan dirinya
dan bisa mengubah pandangan kuno yang menyebut perpustakaan hanya sekedar
tempat meminjam dan mengembalikan buku semata.
Sungguh
ironis memang, dengan kemajuan zaman banyak orang berburu informasi yang paling
yang paling “gress” melalui media massa atau elektronik yang juga merupakan
hasil dari perkembangan IPTEK, yaitu internet. Orang sudah malas untuk sekedar
berkunjung ke perpustakaan. Mereka lebih memilih internet sebagai tempat
menggali dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan sebanyak-banyaknya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa internet lebih efektif, efisien dan lebih
“ngetrend” dibanding dengan perpustakaan. Untuk dewasa ini, apa salahnya jika
perpustakaan juga bisa memanfaatkan IPTEK tersebut untuk membantu kinerja
pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan. Mulai dari pengadaan, pengolahan,
penyimpanan sampai pelayanan kepadai pemakai.
Perpustakaan
zaman sekarang sudah harus meningkatkan pelayanannya melalui 2 faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu pembenahan dari dalam yang
meliputi petugas, koleksi dan layanan. Petugas perpustakaan harus lah orang
yang memiliki kecakapan di bidang perpustakaan minimal pernah mengikuti diklat
di bidang perpustakaan. Khususnya jabatan fungsional pustakawan, petugas harus
mengikuti standar keahlian untuk melaksanakan tugasnya sesuai Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No.
132/KEP/M.PAN/12/2002. Dari segi koleksi, perpustakaan harus mampu memenuhi
kebutuhan pengguna akan informasi dari berbagai disiplin ilmu. Koleksi
perpustakaan harus diolah dengan baik terlebih dahulu sebelum dilayankan kepada
pengguna. Koleksi harus dijaga dan dirawat dengan baik oleh petugas dan
pengunjung itu sendiri agar tidak cepat rusak dan tahan lama, mengingat koleksi
buku merupakan aset berharga dari sebuah perpustakaan. Perpustakaan merupakan
lembaga yang mengutamakan jasa sehingga layanan menjadi ujung tombaknya. Jika
pelayanan yang diberikan buruk maka otomatis pengunjung akan memberikan cap
negatif pada lembaga tersebut. Perlu adanya peningkatan layanan perpustakaan di
zaman sekarang. Perpustakaan bisa menyediakan layanan internet atau hotspot
gratis bagi pengunjung, adanya perpustakaan keliling, layanan referensi dan
koleksi umum yang memadai, atau jasa penelusuran informasi bisa menjadi
pendongkrak dan peningkatan minat serta keingintahuan masyarakat akan
perpustakaan.
Faktor eksternal
yaitu pembenahan yang bersifat keluar dalam artian bagaimana menjalin hubungan
dan kerjasama dengan unsur-unsur lain di luar perpustakaan tersebut. Misal,
menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, penerbit ataupun toko buku dalam
hal pengadaan koleksi buku. Melakukan pola kemitraan dengan masyarakat melalui
perpustakaan keliling dan promosi perpustakaan seperti pameran buku. Sebenarnya
banyak hal yang bisa dilakukan oleh sebuah perpustakaan untuk dapat
meningkatkan pelayanannya. Apalagi setelah adanya UU No. 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan, di mana perpustakaan bisa dengan leluasa untuk berkembang dan
berinovasi untuk mengikuti perkembangan zaman untuk dapat terus mencerdaskan
kehidupan bangsa.